Labirin Makna di Tepian Realitas

Manusia adalah entitas yang terlempar ke dalam keriuhan eksistensi tanpa peta, terjebak dalam pusaran absurditas yang menuntut pemaknaan di tengah keheningan semesta. Kita seringkali berupaya memahat esensi di atas batu karang realitas yang keras, melupakan bahwa "ada" mendahului segala definisi. Setiap detik adalah pertaruhan ontologis, di mana kesadaran bergulat melawan ketiadaan, dan kita dipaksa menjadi martir bagi kebebasan kita sendiri dalam memilih takdir.


Di balik selubung fenomena, kebenaran tak pernah menampakkan wajahnya secara utuh, melainkan hanya bayang-bayang di dinding gua Plato. Mencintai kebijaksanaan bukanlah tentang menggenggam dogma yang kaku, melainkan merayakan ketidakpastian dan menari di tepian skeptisisme. Hidup yang tak diuji adalah hidup yang tak layak dijalani, sebuah peziarahan abadi mencari terang di antara celah-celah paradoks yang menyelimuti jiwa manusia.

Bagikan

Komentar (0)

Ingin bergabung dalam diskusi?

Login untuk berkomentar

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!

Terima kasih telah membaca.